Ali Dwi Wahyono 5115067275

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah.[1] Sampai satu dasawarsa terakhir penghujung abad ke-20, dunia pendidikan kita belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Sumber Daya Manusia (SDM) yang disiapkan melalui pendidikan sebagai generasi penerus, belum sepenuhnya memuaskan bila dilihat dari segi akhlak, moral dan jati diri bangsa dalam kemajemukan budaya bangsa.[2]
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.[3]
Kunci utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan ialah mutu para gurunya.[4] Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen Sumber Daya Manusia yang harus harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Potensi sumber daya guru itu perlu terus menerus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional.[5]

Dalam hal ini Kurikulum Kependidikan UNJ dikembangkan untuk pembentukan lebih dari satu kemampuan yang lebih fleksibel secara vertikal maupun horisontal. Fleksibilitas vertikal yaitu lulusannya dirancang agar dapat mengajarkan mata pelajaran/bidang studi di SMP dan SMA/SMK yang menjadi bidang studi kewenangan utamanya. Fleksibilitas horisontal yaitu lulusannya dirancang untuk dapat mengajarkan satu atau lebih mata pelajaran/bidang studi.[6]
Tenaga pendidikan yang telah terdidik di UNJ, dengan program pendidikan yang ada haruslah memiliki keterampilan yang diperlukan bagi profesinya serta menerapkan di dalam penyelenggaraan program pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Agar terwujudnya harapan tersebut, pimpinan Universitas Negeri Jakarta secara sistematis, konseptional dan bertahap membentuk satu unit yang disebut dengan Unit Pelaksana Teknis Program Pengalaman Lapangan (UPT PPL), yang mana unit ini berfungsi mengatur serta mengkoordinir prosedur dan mekanisme kegiatan program pengalaman lapangan kependidikan bagi seluruh mahasiswa kependidikan UNJ.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh UPT PPL adalah Pembekalan PPL. Dalam hal ini Fakultas Teknik (FT) UNJ diberi kewenangan untuk berkreasi sendiri tentang apa saja yang harus dilaksanakan ketika pembekalan PPL. Kegiatan-kegiatan Pembekalan PPL FT UNJ antara lain:
1.      Pengetahuan umum tentang Peraturan Perundang-undangan yang berhubungan dengan dunia kependidikan
2.      Pengetahuan yang lebih mendalam tentang pelaksanaan program dan Kurikulum yang ada di setiap sekolah yang sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku saat ini.  
3.      Pelatihan dasar mengajar (micro teaching).
Dalam melaksanakan tugasnya FT UNJ membutuhkan perangkat pendukung, dalam hal ini adalah sarana teknologi sebagai media penyampaian informasi kepada para peserta pembekalan PPL. Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan, teknologi pendidikan serta media pendidikan perlu dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Karena dengan pendekatan ilmiah, sistematis dan rasional, sebagaimana dituntut oleh teknologi pendidikan ini pulalah, tujuan pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai.[7]
Masyarakat Indonesia sekarang ini dan di masa mendatang merupakan masyarakat yang berbudaya teknologi, yaitu bahwa perkembangan teknologi telah berlangsung sedemikian, sehingga tersebar luas dan memengaruhi segenap bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan.[8] Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan salah satu produk dari manusia yang terdidik, dan pada gilirannya manusia-manusia itu perlu lebih mendalami dan mampu mengambil manfaat.[9]
Pemanfaatan teknologi informasi inilah yang menjadi landasan peneliti untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien, dengan mencoba menampilkan contoh seorang pendidik yang menampilkan keterampilan mengajarnya di kelas. Sebenarnya pemanfaatan teknologi informasi yang berupa video pembelajaran ini telah ada dan berkembang.
Akan tetapi yang ingin dimunculkan dalam Karya Inovatif ini adalah contoh proses pembelajaran yang pelaksanaannya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terutama dalam kerja  laboratorium yang merupakan fokus kerja dari Fakultas Teknik, maka peneliti merasa perlu membuat suatu contoh proses pembelajaran dengan menampilkan keterampilan mengajar guru di kelas dalam bentuk video pembelajaran,
Hal ini bertujuan agar masing-masing peserta pembekalan PPL dapat melihat dengan jelas bagaimana keterampilan mengajar yang perlu dikuasai dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium.

B.     IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulisan ini diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut :
  1. Sejauh mana penguasaan kompetensi pendidik bagi pendidik yang bersentuhan langsung dengan dunia SMK ?
  2. Bagaiman cara calon pendidik agar mampu menguasai kompetensi pendidik ?
  3. Bagaimana cara memberikan contoh yang cukup efektif kepada calon pendidik agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai seorang pendidik ?
  4. Media apa yang cukup efektif digunakan untuk memberi contoh langsung kepada para calon pendidik agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik ?
  5. Bagaimana cara dan proses dalam pembuatan video pembelajaran untuk menampilkan keterampilan mengajar guru di kelas ?
  6. Seberapa efektif media video digunakan sebagai pembelajaran bagi mahasiswa PPL dalam memahami keterampilan mengajar di kelas ?





C.    PEMBATASAN MASALAH
Disebabkan keterbatasan waktu pembuatan, maka penulis membatasi masalah hanya pada menampilkan berbagai macam keterampilan yang dimiliki oleh pendidik dalam proses pembelajaran di kelas.

D.    PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pembuatan ini sebagai berikut: “Bagaimana cara dan proses dalam pembuatan video pembelajaran untuk menampilkan keterampilan mengajar guru di kelas ?

E.     TUJUAN PEMBUATAN
Tujuan dari pembuatan ini adalah untuk menampilkan contoh pendidik dalam menerapkan keterampilan mengajar yang nantinya dapat dicontoh oleh para peserta Pembekalan PPL dalam prakteknya di sekolah, yaitu penerapan metode demonstrasi atau eksperimen di laboratorium. Selain hal tersebut, pembuatan media ini juga bertujuan agar setiap pembaca dapat mengetahui prosedur dan persiapan apa saja yang diperlukan dalam membuat video pembelajaran dalam hal ini metode eksperimen di laboratorium.

F.     MANFAAT HASIL PEMBUATAN
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah:
  1. Menjadikan video yang telah dibuat sebagai salah satu contoh metode pembelajaran untuk digunakan pada Pembekalan PPL di FT UNJ.
  2. Membantu memudahkan para dosen kependidikan FT UNJ yang membimbing mahasiswa dalam pembekalan PPL.
  3. Sebagai inspirasi bagi para mahasiswa kependidikan yang akan mengembangkan metode pembelajaran.
  4. Menambah pengetahuan tentang proses pembuatan video dari peralatan sampai dengan skenario serta pengambilan gambar.

















BAB II
KAJIAN TEORITIS

A.    Hakikat Film atau Video
Kata “media” berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.[10]
Media pengajaran adalah suatu alat bantu yang tidak bernyawa. Alat ini bersifat netral. Peranannya akan terlihat jika guru pandai memanfaatkannya dalam belajar mengajar.[11]
Media adalah sumber belajar. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk memungkinkan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Media dapat digolongkan menjadi 8 kategori, yaitu : [12]
a.       realthing (realita)
b.      verbal representations (verbal / kata-kata)
c.       graphic representations (grafik)
d.      still picture (gambar diam)
e.       motion picture (gambar bergerak (film)
f.       audio recording (suara)
g.      programming (program)
h.      simulation (simulasi)
Persoalannya sekarang adalah, bagaimana memilih media untuk pengajaran ?,  jawabannya berkaitan erat dengan (a) kesesuaian dengan tujuan pengajaran, (b) tingkat kemampuan siswa, (c) ketersediaan media, (d) biaya, dan (e) mutu tekniknya.[13]
Memang media mempunyai kelebihan dan juga sudah tentu keterbatasan. Proses belajar mengajar dengan mempergunakan media akan lebih efektif dan efisien bila pengajar maupun siswa dapat memikul media sesuai dengan ketersediaan.[14]
Film merupakan rangkaian gambar-gambar yang bergerak cepat serta kontinu, pada tiap gambar disebut frame, film diproyeksikan secara mekanis dan pada latar terlihat gambar yang hidup, frame demi frame bergerak didepan lensa yang dipantulkan ke layer, gambar-gambar bergerak cepat dan memberikan proses visual yang kontinu, akan terlihat gambar-gambar yang melukiskan suatu peristiwa, cerita-cerita benda-benda murni seperti pada kejadian sebenarnya.[15] Film juga dapat diartikan sebagai salah satu hasil dari proses pengambilan gambar oleh kamera yang disusun sedemikian, sehingga menghasilkan alur cerita yang bermakna.
Sejak ditemukannya film, para pendidik segera melihat manfaarnya bagi pendidikan. Film pendidikan sekarang telah sangat berkembang di negara maju telah banyak terdapat perpustakaan film yang meminjamkan film tentang segala macam topik dalam setiap bidang studi universitas, demikian pula sekolah-sekolah telah banyak mempunyai perpustakaan film sendiri. Film disana bukan merupakan barang luks lagi.[16]
Beberapa keuntungan dari film adalah :
1.      Film sangat baik untuk menjelaskan suatu proses, bila perlu dengan menggunakan “slow motion”
2.      Tiap murid dapat belajar sesuatu dari film baik itu yang pandai maupun yang kurang pandai
3.      Film sejarah dapat menggambarkan peristiwa-peristiwa masa yang lalu secara realistis dalam waktu yang singkat
4.      Film dapat membawa anak dari negara yang satu ke negara yang lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain
5.      Film dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan
Film menarik sekali sebagai alat pengajaran dan hendaknya membuat perhatian yang lebih banyak.[17]
Salah satu dari beberapa studi yang menunjukan kelebihan film dalam menolong siswa menerapkan pengertian konseptual ke suatu permasalahan adalah yang dilakukan oleh Rulon (1933) yang menggunakan sebuah film yang didesain khusus untuk membandingkan antara antara penggunaan buku teks di tambah film dengan buku teks saja dalam mengajarkan sains.
Hasilnya menunjukan bahwa untuk belajar butiran-butiran yang bersifat faktual. Kelompok siswa yang menggunakan teks berikut film, 14,8 % lebih baik pada test permulaan dan 33,4 % lebih baik pada test berikutnya. Sedang untuk aplikasi atau penerapan informasi yang didapatkan dari film dan buku teks 24,1 % lebih baik daripada test permulaan dan 41 % lebih baik pada test berikutnya.[18]
Kesukaran kita yang paling utama sekarang dalam memanfaatkan film sebagai medium untuk pengajaran, penerangan atau penyuluhan terutama karena hadirnya atau tidak memadainya jumlah film yang tersedia. Pemerintah belum cukup banyak mencurahkan perhatian kepada media ini sebagai alat audio visual untuk pengajaran, penerangan dan penyuluhan serta para produser film tidak melihat keuntungan yang dapat diperolehnya dari membuat film serupa itu. Hal ini sangat disayangkan. Sebab film dapat mempercepat usaha mendidik rakyat untuk memburu ketinggalan dalam berbagai bidang dengan efektif sekali lebih-lebih dalam era pembangunan sekarang ini.[19]

B.     Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling baik adalah mengkondisikan lingkungan agar menungjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.[20]
Pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Pertama, pembelajaran harus lbih menekankan pada praktik, baik di laboratorium maupun di masyarakat dan dunia kerja (dunia usaha). Oleh karena itu, guru harus mampu memilih serta menggunakan strategi dan metode pembelajaran ynag memungkinkan peserta didik mempraktikkan apa-apa yang dipelajarinya. Kedua, pembelajran harus dapat menjalin hunbungan sekolah dengan masyarakat. Ketiga, perlu dikembangkan iklim pembelajaran yang demokratis dan terbuka melalui pembelajaran terpadu, partisipatif dan sejenisnya. Keempat, pembelajran prlu ditekankan pada masalah-masalah aktual secara langsung berkaitan dengan kehidupan nyata yang ada di masyarakat. Kelima, perlu dikembangkan suatu model pembelajaran “moving class”, untuk setiap bidang studi, dan kelas merupakan laboratorium untuk masing-masing bidang studi. [21]
Setiap individu adalah unik. Artinya setiap individu memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola berpikir dan cara-cara merespon atau mempelajari hal-hal baru. Dalam hal belajar, masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran yang diberikan.
Dalam psikologi, motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku. Pendorong timbulnya tingkah laku atau motivasi itu ada dua macam, yaitu : Motivasi Intrinsik dan Motivasi Eksterinsik. Motivasi Intrinsik ialah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan, dan sebagainya.
Motivasi Eksterinsik ialah motivasi yang datangnya dari luar diri individu, atau motivasi ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar, seperti belajar karena takut kepada guru, atau karena ingin lulus, ingin memperoleh nilai tinggi, yang semuanya itu tidak berkaitan langsung dengan tujuan belajar yang dilaksanakan.[22]
Motivasi sangat berperan dalam belajar. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut :[23]
a.       pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan
b.      penentu arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai
c.       penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai
Beberapa penelitian menunjukan bahwa motif berprestasi mempunyai relasi positif dan cukup berarti terhadap pencapaian prestasi belajar. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar banyak ditentukan oleh tinggi rendahnya motif belajar.
Dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Ada empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi ini, yaitu :[24]
a.       membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar
b.      menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran
c.       memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dapat dicapai sehingga dapat meransang untuk mencapai prestasi yang lebih baik di kemudian hari
d.      membentuk kebiasaan belajar yang baik
Pendekatan yang dipakai dalam proses belajar mengajar secara umum dikelompokan ke dalam 4 kategori, yaitu pendekatan pemrosesan informasi, pendekatan pribadi, pendektan interaksi sosial dan pendektan perilaku (Joise dan Weil, 1980)[25]. Jawaban atas pertanyaan bagaimana metode belajar yang baik adalah bahwa metode mengajar yang baik sangat bergantung kepada beberapa variabel yang membangun proses belajar mengajar itu.[26]
Ada beberapa keterampilan guru dalam mengajar dikelas, diantaranya adalah ; [27]
1.      Keterampilan memulai dan mengakhiri pelajaran
2.      Keterampilan menjelaskan
3.      Keterampilan bertanya
4.      Keterampilan dalam memberi penguatan
5.      Keterampilan mengadakan variasi
6.      Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7.      Keterampilan mengelola kelas




a.       Keterampilan Memulai dan Mengakhiri Pelajaran [28]
Yang dimaksud dengan keterampilan memulai pelajaran adalah perbuatan guru untuk menciptakan suasana sipa mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada apa yang dipelajari. Yang dimaksud dengan menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan ini pelajaran. Maksudnya adalah memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa.
Tujuan kegiatan membuka mengakhiri pelajaran mempunyai tujuan :
a)      Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang dihadapi
b)      Memungkin siswa mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan
c)      Siswa dapat mengetahui pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian pelajaran
d)     Memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal yang baru, yang akan dipelajari
e)      Memberi kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan faktor-faktor, keterampilan, konsep, yang mencakup dalam suatu peristiwa
Dalam menerapkan kegiatan ini guru perlu mempertimbangkan :
a)      Prinsip kebermaknaan, artinya memilih cara yang relevan dengan isi tujuan pelajaran
b)      Prinsip berurutan dan berkesinambungan. Ada kaitan antara pengalaman lalu dengan situasi yang ada sekarang


Komponen-komponen keterampilan yang perlu dikembangkan :
a)      Pada saat memulai pelajaran :
1.      Menarik perhatian
2.      Menimbulkan motivasi
3.      Memberikan acuan
4.      Membuat kegiatan
b)      Pada saat mengakhiri pelajaran
1.      Merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan
2.      Mengevaluasi kembali

b.      Keterampilan Menjelaskan[29]
Yang dimaksud dengan menjelaskan ialah menyajikan informasi lisan yang diorganisasi secara sistematik dengan tujuan menunjukan hubungan.
Mengapa perlu menguasai keterampilan menjelaskan :
a)      Pada umumnya interaksi komunikasi lisan dalam kelas didominasi guru
b)      Sebagian besar kegiatan guru adalah memberi informasi
c)      Sebagian penjelasan guru tidak jelas untuk siswa hanya jelas untuk guru sendiri
d)     Tidak semua siswa dapat menggali informasi yang diperoleh dari guru. Jadi guru perlu memberikan penjelasan
e)      Sumber informasi sangat terbatas
f)       Guru sukar membedakan antara menceritakan dan memberi penjelasan

Prinsip yang perlu diperhatikan :
a)      Penjelasan diberikan pada awal, pertengahan dan akhir pertemuan
b)      Penjelasan dapat diselingi tanya jawab
c)      Penjelasan harus relevan dengan tujuan pelajaran
d)     Penjelasan diberikan bila ada pertanyaan atau direncanakan oleh guru
e)      Materi pelajaran harus bermakna bagi siswa
f)       Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa
Komponen dalam keterampilan menjelaskan meliputi :
a)      Merencanakan penjelasan. Perhatikan isi pesan dan persiapan penrima pesan
b)      Menyajikan penjelasan. Yang perlu diperhatikan.
1.      Kejelasan
2.      Penggunaan contoh dan ilustrasi
3.      Memberikan penekanan
4.      Pengorganisasian
5.      Balikan

c.       Keterampilan Bertanya [30]
Yang dimaksud dengan keterampilan bertanya adalah keterampilan yang berisi ucapan verbal yang meminta respon dari sesorang yang dikenal.
Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Seni dalam bertanya adalah seni dalam membimbing siswa. Orang beranggapan bahwa berpikir itu adalah bertanya.
Tujuan keterampilan bertanya adalah :
a)      Merangsang kemampuan berpikir siswa
b)      Membuat siswa dalam belajar
c)      Mengarahkan siswa pada interaksi belajar yang mandiri
d)     Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir tingkat rendah ke tingkat lebih tinggi.
e)      Membantu siswa dalam mencapai tujuan belajar yang dirumuskan
Komponen keterampilan bertanya :
a)      Keterampilan dasar :
1.      Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
2.      Pemberian acuan, supaya siswa dapat menjawab dengan tepat
3.      Pemusatan ke arah jawaban yang diminta
4.      Pemindahan giliran menjawab dengan cara meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama
5.      Penyebaran pertanyaan
6.      Pemberian waktu berpikir
7.      Pemberian tuntutan
b)      Keterampilan lanjutan
1.      Mengubah tuntutan tingkat kognitif pertanyaan
2.      Urutan pertanyaan harus ada urutan logis
3.      Melacak. Dapat dikerjakan guru dengan cara meminta siswa untuk memberi alasan, memberi contoh yang relevan dan sebagainya
4.      Keterampilan mendorong terjadinya interaksi antara siswa
Hal-hal yang harus dihindari :
a)      Menjawab pertanyaan sendiri
b)      Mengulang jawaban siswa
c)      Mengulang-ulang pertanyaan sendiri
d)     Mengajukan pertanyaan yang memberikan jawaban mentah

d.      Keterampilan Memberi Penguatan [31]
Yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan adalah tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.
Penghargaan yang positif terhadap seseorang akan memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatannya. Guru yang sesekali memberikan penghargaan atau penguatan dalam proses belajar mengajar dalam kelas.
Tujuan dari keterampilan memberi penguatan :
a)      Meningkatkan perhatian siswa
b)      Memudahkan proses belajar
c)      Membangkitkan dan mempertahankan motivasi
d)     Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar yang produktif
e)      Mengatur diri sendiri dalam belajar
f)       Mengarahkan kepada cara berpikir yang baik dan inisiatif pribadi

Saat pemberian penguatan :
a)      Perhatikan kepada guru, kawan tau objek diskusi
b)      Tingkah laku belajar, membaca, pekerjaan di papan tulis
c)      Penyelesaian hasil pekerjaan
d)     Kualitas pekerjaan/tugas (kerapihan, keindahan)
e)      Perbaikan/penyempurnaan tugas
f)       Tugas-tugas mandiri
Komponen keterampilan dalam memberi penguatan, antara lain :
a)      Penguatan verbal, contoh bagus
b)      Penguata gastural, jempol, tepuk tangan, alias, angguk
c)      Penguatan dengan cara pendekatan (duduk dalam diskusi kelompok, berdiri di samping siswa)
d)     Penguatan dengan sentuhan : menepuk pundak, menjabat tangan
e)      Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan. Siswa disuruh memimpin
f)       Penguatan berupa tanda atau benda : komentar tertulis, permen dan lain-lain
Prinsip penggunaan keterampilan memberi penguatan :
a)      Penuh kehangatan dan keantusiasan
b)      Menghindari penggunaan respon negatif
c)      Bermakna bagi siswa
d)     Dapat bersifat pribadi atau kelompok


Cara menerapkan keterampilan memberi penguatan :
a)      Harus bervariasi
b)      Secara langsung dan segera
c)      Kadang-kadang diberikan tidak sepenuhnya
Untuk ini perlu latihan yang intensif.

e.       Keterampilan Memberi Variasi [32]
Yang dimaksud dengan menggunakan variasi adalah perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga ada rasa ketekunan, antusiasme serta berperan serta secara aktif.
Faktor kebosanan dalm proses belajar mengajar dapat mengakibatkan perhatian motivasi dan minat terhadap pelajaran, guru dan sekolah menurun. Jadi, perlu ada variasi dalam belajar mengajar.
Tujuannya adalah :
a)      Memelihara perhatian siswa terhadap aspek belajar
b)      Meningkatkan motivasi, rasa ingin tahu melalui ivestigasi dan eksplorasi
c)      Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
d)     Kemungkinan melayani siswa secara individual sehingga memberi kemudahan belajar
e)      Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan/pengalaman belajar yang menarik


Prinsip yang digunakan :
a)      Harus bersifat efektif